Khamis, 29 April 2010

Rabu, 28 April 2010

forgive her or not..


i have realise something that none will realise..nobody will understand..in this world, even the closest friend will step backwards from u..its not because u r being cruel to them..but, it was because u n him never tried to understand each other..hahah..i'm acting lyk a buggy right now is it.. well,sometym i thought of having a new life in a new place..but i'm just a person, if i dont face my life in a stormy situation i will never grow..well, know what..we'll end up to hate the other person and will be no end.. i will never give up even if i will have to walk alone..my love is not just 4 someone..but,4 somebody who need it most.. well, to forgive or not to forgive,i will forgive.. never treat them bad even when they are bad with u.. never lock revenge in the heart when u know they themself never know why they should forgive... dont hate the person..they r innocent,they were being blinded by the earthly feeling.. nobody is guilty..

kisah alergi hidup

Seorang pria mendatangi seorang Guru. Katanya : "Guru, saya sudah bosan hidup. Benar-benar jenuh. Rumah tangga saya berantakan. Usaha saya kacau. Apapun yang saya lakukan selalu gagal. Saya ingin mati".

Sang Guru tersenyum : "Oh, kamu sakit".

"Tidak Guru, saya tidak sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan kehidupan. Itu sebabnya saya ingin mati".

Seolah-olah tidak mendengar pembelaannya, sang Guru meneruskan : "Kamu sakit. Penyakitmu itu bernama "Alergi Hidup". Ya, kamu alergi terhadap kehidupan. Banyak sekali di antara kita yang alergi terhadap kehidupan. Kemudian, tanpa disadari kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma kehidupan. Hidup ini berjalan terus. Sungai kehidupan ini mengalir
terus, tetapi kita menginginkan keadaan status-quo. Kita berhenti di tempat, kita tidak ikut mengalir. Itu sebabnya kita jatuh sakit. Kita mengundang penyakit. Penolakan kita untuk ikut mengalir bersama kehidupan membuat kita sakit. Usaha pasti ada pasang-surutnya. Dalam berumah-tangga, pertengkaran kecil itu memang wajar. Persahabatan pun tidak selalu langgeng. Apa sih yang abadi dalam hidup ini ? Kita tidak menyadari sifat kehidupan. Kita ingin mempertahankan suatu keadaan. Kemudian kita gagal, kecewa dan menderita".

"Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu benar-benar bertekad ingin sembuh dan bersedia mengikuti petunjukku", kata sang Guru.

"Tidak Guru, tidak. Saya sudah betul-betul jenuh. Tidak, saya tidak ingin hidup lebih lama lagi", pria itu menolak tawaran sang Guru.

"Jadi kamu tidak ingin sembuh. Kamu betul-betul ingin mati ?", tanya Guru.

"Ya, memang saya sudah bosan hidup", jawab pria itu lagi.

"Baiklah. Kalau begitu besok sore kamu akan mati. Ambillah botol obat ini... Malam nanti, minumlah separuh isi botol ini. Sedangkan separuh sisanya kau minum besok sore jam enam. Maka esok jam delapan malam kau akan mati dengan tenang".

Kini, giliran pria itu menjadi bingung. Sebelumnya, semua Guru yang ia datangi selalu berupaya untuk memberikan semangat hidup. Namun, Guru yang satu ini aneh. Alih-alih memberi semangat hidup, malah menawarkan racun. Tetapi, karena ia memang sudah betul-betul jenuh, ia menerimanya dengan senang hati.

Setibanya di rumah, ia langsung menghabiskan setengah botol racun yang disebut "obat" oleh sang Guru tadi. Lalu, ia merasakan ketenangan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Begitu rileks, begitu santai ! Tinggal satu malam dan satu hari ia akan mati. Ia akan terbebaskan dari segala macam masalah.

Malam itu, ia memutuskan untuk makan malam bersama keluarga di restoran Jepang. Sesuatu yang tidak pernah ia lakukan selama beberapa tahun terakhir. Ini adalah malam terakhirnya. Ia ingin meninggalkan kenangan manis. Sambil makan, ia bersenda gurau. Suasananya amat harmonis. Sebelum tidur, ia mencium istrinya dan berbisik, "Sayang, aku mencintaimu". Sekali lagi, karena malam itu adalah malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis.

Esoknya, sehabis bangun tidur, ia membuka jendela kamar dan melihat ke luar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda untuk melakukan jalan pagi. Setengah jam kemudian ia kembali ke rumah, ia menemukan istrinya masih tertidur. Tanpa membangunkannya, ia masuk dapur dan membuat dua cangkir kopi. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk istrinya. Karena pagi itu adalah pagi terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis! Sang istripun merasa aneh sekali dan berkata : "Sayang, apa yang terjadi hari ini ? Selama ini, mungkin aku salah. Maafkan aku sayang".

Di kantor, ia menyapa setiap orang, bersalaman dengan setiap orang. Stafnya pun bingung, "Hari ini, Bos kita kok aneh ya ?" Dan sikap mereka pun langsung berubah. Mereka pun menjadi lembut. Karena siang itu adalah siang terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis! Tiba-tiba, segala sesuatu di sekitarnya berubah. Ia menjadi ramah dan lebih toleran, bahkan menghargai terhadap pendapat-pendapat yang berbeda. Tiba-tiba hidup menjadi indah. Ia mulai menikmatinya.

Pulang ke rumah jam 5 sore, ia menemukan istri tercinta menungguinya di beranda depan. Kali ini justru sang istri yang memberikan ciuman kepadanya sambil berkata : "Sayang, sekali lagi aku minta maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkan kamu". Anak-anak pun tidak ingin ketinggalan : "Ayah, maafkan kami semua. Selama ini, ayah selalu tertekan karena perilaku kami".

Tiba-tiba, sungai kehidupannya mengalir kembali. Tiba-tiba, hidup menjadi sangat indah. Ia mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Tetapi bagaimana dengan setengah botol yang sudah ia minum, sore sebelumnya ?

Ia mendatangi sang Guru lagi. Melihat wajah pria itu, rupanya sang Guru langsung mengetahui apa yang telah terjadi dan berkata : "Buang saja botol itu. Isinya air biasa. Kau sudah sembuh. Apabila kau hidup dalam kekinian, apabila kau hidup dengan kesadaran bahwa maut dapat menjemputmu kapan saja, maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan. Leburkan egomu, keangkuhanmu, kesombonganmu. Jadilah lembut, selembut air. Dan mengalirlah bersama sungai kehidupan. Kau tidak akan jenuh, tidak akan bosan. Kau akan merasa hidup. Itulah rahasia kehidupan. Itulah kunci kebahagiaan. Itulah jalan menuju ketenangan".

Pria itu mengucapkan terima kasih dan menyalami Sang Guru, lalu pulang ke rumah, untuk mengulangi pengalaman malam sebelumnya. Konon, ia masih mengalir terus. Ia tidak pernah lupa hidup dalam kekinian. Itulah
sebabnya, ia selalu bahagia, selalu tenang, selalu HIDUP !

Sabtu, 17 April 2010

Delapan Kebohongan Seorang Ibu Dalam Hidupnya

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita percaya bahwa kebohongan akan membuat manusia terpuruk dalam penderitaan yang mendalam, tetapi kisah ini justru sebaliknya. Dengan adanya kebohongan ini, makna sesungguhnya dari kebohongan ini justru dapat membuka mata kita dan terbebas dari penderitaan, ibarat sebuah energi yang mampu mendorong mekarnya sekuntum bunga yang paling indah di dunia.

Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata : "Makanlah nak, aku tidak lapar" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA

Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan bergizi untuk petumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibu duduk di sampingku dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan sumpitku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata : "Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA

Sekarang aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah abang dan kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi kebutuhan hidup. Di kala musim dingin tiba, aku bangun dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya menempel kotak korek api. Aku berkata :"Ibu, tidurlah, udah malam, besok pagi ibu masih harus kerja." Ibu tersenyum dan berkata :"Cepatlah tidur nak, aku tidak capek" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA

Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, ibu yang tegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama beberapa jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi menandakan ujian sudah selesai, Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata : "Minumlah nak, aku tidak haus!" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT

Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai kebutuhan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kita pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang paman yang baik hati yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, ibu berkata : "Saya tidak butuh cinta" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KELIMA

Setelah aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah dan bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak mau, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakakku dan abangku yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata : "Saya punya duit" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM

Setelah lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian memperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika berkat sebuah beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya aku pun bekerja di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata kepadaku "Aku tidak terbiasa" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KETUJUH

Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanker lambung, harus dirawat di rumah sakit, aku yang berada jauh di seberang samudra atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani operasi. Ibu yang keliatan sangat tua, menatap aku dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku sambil menatap ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perih, sakit sekali melihat ibuku dalam kondisi seperti ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata : "Jangan menangis anakku, aku tidak kesakitan" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN.

Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan, ibuku tercinta menutup matanya untuk yang terakhir kalinya.

Dari cerita di atas, saya percaya teman-teman sekalian pasti merasa tersentuh dan ingin sekali mengucapkan : " Terima kasih ibu ! " Coba dipikir-pikir teman, sudah berapa lamakah kita tidak menelepon ayah ibu kita? Sudah berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita untuk berbincang dengan ayah ibu kita? Di tengah-tengah aktivitas kita yang padat ini, kita selalu mempunyai beribu-ribu alasan untuk meninggalkan ayah ibu kita yang kesepian. Kita selalu lupa akan ayah dan ibu yang ada di rumah.
Jika dibandingkan dengan pacar kita, kita pasti lebih peduli dengan pacar kita. Buktinya, kita selalu cemas akan kabar pacar kita, cemas apakah dia sudah makan atau belum, cemas apakah dia bahagia bila di samping kita. Namun, apakah kita semua pernah mencemaskan kabar dari ortu kita? Cemas apakah ortu kita sudah makan atau belum? Cemas apakah ortu kita sudah bahagia atau belum? Apakah ini benar? Kalau ya, coba kita renungkan kembali lagi. Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas budi ortu kita, lakukanlah yang terbaik. Jangan sampai ada kata "MENYESAL" di kemudian hari.


--------------------------------------------------------------------------------

~EIGHT LIES OF A MOTHER~

1.The story began when I was a child;
I was born as a son of a poor family.
Even for eating, we often got lack of food.
Whenever the time for eating, mother often gave me her portion of rice.
While she was removing her rice into my bowl,
she would say "Eat this rice, son. I'm not hungry".
That was Mother's First Lie.

2.When I was getting to grow up,
the persevering mother gave her spare time for fishing in a river near our house,
she hoped that from the fishes she got,
she could gave me a little bit nutritious food for my growth.
After fishing, she would cook the fishes to be a fresh fish soup,
which raised my appetite. While I was eating the soup,
mother would sit beside me and eat the rest meat of fish,
which was still on the bone of the fish I ate.
My heart was touched when I saw it.
I then used my chopstick and gave the other fish to her.
But she immediately refused it and said "Eat this fish, son.
I don't really like fish."
That was Mother's Second Lie.

3.Then, when I was in Junior High School,
to fund my study,
mother went to an economic enterprise to bring some used-matches boxes that would be stuck in.
It gave her some money for covering our needs.
As the winter came,
I woke up from my sleep and looked at my mother who was still awoke,
supported by a little candlelight and within her perseverance she continued
the work of sticking some used-matches box.
I said, "Mother, go to sleep, it's late,
tomorrow morning you still have to go for work.
" Mother smiled and said "Go to sleep,
dear. I'm not tired."
That was Mother's Third Lie.

4.At the time of final term,
mother asked for a leave from her work in order to accompany me.
While the daytime was coming and the heat of the sun was starting to shine,
the strong and persevering mother
waited for me under the heat of the sun's shine for several hours.
As the bell rang, which indicated that the final exam had finished,
mother immediately welcomed me and poured me a glass of tea
that she had prepared before in a cold bottle..
The very thick tea was not as thick as my mother's love,
which was much thicker. Seeing my mother covering with perspiration,
I at once gave her my glass and asked her to drink too.
Mother said "Drink, son. I'm not thirsty!".
That was Mother's Fourth Lie.

5.After the death of my father because of illness,
my poor mother had to play her role as a single parent.
By held on her former job, she had to fund our needs alone.
Our family's life was more complicated. No days without sufferance.
Seeing our family's condition that was getting worse,
there was a nice uncle who lived near my house came to help us,
either in a big problem and a small problem.
Our other neighbors who lived next to us saw that our family's life was so unfortunate,
they often advised my mother to marry again. But mother,
who was stubborn, didn't care to their advice,
she said "I don't need love.."
That was Mother's Fifth Lie.

6.After I had finished my study and then got a job,
it was the time for my old mother to retire.
But she didn't want to; she was sincere to go to the marketplace every morning,
just to sell some vegetable for fulfilling her needs.
I, who worked in the other city, often sent her some money to help her in fulfilling her needs,
but she was stubborn for not accepting the money.
She even sent the money back to me.
She said "I have enough money."
That was Mother's Sixth Lie.

7.After graduated from Bachelor Degree,
I then continued my study to Master Degree.
I took the degree, which was funded by a company through a scholarship program,
from a famous University in America .
I finally worked in the company. Within a quite high salary,
I intended to take my mother to enjoy her life in America .
But my lovely mother didn't want to bother her son,
she said to me "I'm not used to."
That was Mother's Seventh Lie.

8.After entering her old age,
mother got a flank cancer and had to be hospitalized.
I, who lived in miles away and across the ocean,
directly went home to visit my dearest mother.
She lied down in weakness on her bed after having an operation.
Mother, who looked so old, was staring at me in deep yearn.
She tried to spread her smile on her face;
even it looked so stiff because of the disease she held out.
It was clear enough to see how the disease broke my mother's body,
thus she looked so weak and thin.
I stared at my mother within tears flowing on my face.
My heart was hurt, so hurt, seeing my mother on that condition.
But mother, with her strength, said "Don't cry, my dear.
I'm not in pain."
That was Mother's Eight Lie

After saying her eighth lie, She closed her eyes forever!

Mengapa Sulit Mengucap Syukur ?

Aku bermimpi suatu hari aku pergi ke surga dan seorang malaikat menemaniku dan menunjukkan keadaan di surga. Kami berjalan memasuki suatu ruang kerja penuh dengan para malaikat. Malaikat yang mengantarku berhenti di depanruang kerja pertama dan berkata, " Ini adalah Seksi Penerimaan. Di sini, semua permintaan yang ditujukan pada Allah diterima".

Aku melihat-lihat sekeliling tempat ini dan aku dapati tempat ini begitu sibuk dengan begitu banyak malaikat yang memilah-milah seluruh permohonan yang tertulis pada kertas dari manusia di seluruh dunia.

Kemudian aku dan malaikat-ku berjalan lagi melalui koridor yang panjang lalu sampailah kami pada ruang kerja kedua. Malaikat-ku berkata, "Ini adalah Seksi Pengepakan dan Pengiriman. Di sini kemuliaan dan berkat yangdiminta manusia diproses dan dikirim ke manusia-manusia yang masih hidup yang memintanya". Aku perhatikan lagi betapa sibuknya ruang kerja itu. Adabanyak malaikat yang bekerja begitu keras karena ada begitu banyaknya permohonan yang dimintakan dan sedang dipaketkan untuk dikirim ke bumi.

Kami melanjutkan perjalanan lagi hingga sampai pada ujung terjauh koridor panjang tersebut dan berhenti pada sebuah pintu ruang kerja yang sangatkecil. Yang sangat mengejutkan aku, hanya ada satu malaikat yang duduk di sana, hampir tidak melakukan apapun. "Ini adalah Seksi Pernyataan Terima Kasih", kata Malaikat-ku pelan. Dia tampak malu. "Bagaimana ini? Mengapa hampir tidak ada pekerjaan disini?", tanyaku. "Menyedihkan", Malaikat-ku menghela napas. " Setelah manusia menerima berkat yang mereka minta, sangat sedikit manusia yang mengirimkan pernyataan terima kasih". "Bagaimana manusia menyatakan terima kasih atas berkat Tuhan?", tanyaku. "Sederhana sekali", jawab Malaikat. "Cukup berkata, "Terima kasih, Tuhan".

"Lalu, berkat apa saja yang perlu kita syukuri", tanyaku. Malaikat-ku menjawab, "Jika engkau mempunyai makanan di lemari es, pakaian yang menutup tubuhmu, atap di atas kepalamu dan tempat untuk tidur, maka engkau lebih kaya dari 75% penduduk dunia ini."

"Jika engkau memiliki uang di bank, di dompetmu, dan uang-uang receh, maka engkau berada diantara 8% kesejahteraan dunia."

"Dan jika engkau mendapatkan pesan ini di komputer mu, engkau adalah bagian dari 1% di dunia yang memiliki kesempatan itu."

Juga.... "Jika engkau bangun pagi ini dengan lebih banyak kesehatan daripada kesakitan ... engkau lebih diberkati daripada begitu banyak orang di dunia ini yang tidak dapat bertahan hidup hingga hari ini."

"Jika engkau tidak pernah mengalami ketakutan dalam perang, kesepian dalam penjara, kesengsaraan penyiksaan, atau kelaparan yang amat sangat, maka engkau lebih beruntung dari 700 juta orang di dunia".

"Jika orangtuamu masih hidup dan masih berada dalam ikatan pernikahan ... maka engkau termasuk orang yang sangat jarang."

"Jika engkau masih bisa mencintai ... maka engkau termasuk orang yang besar, karena cinta adalah berkat Tuhan yang tidak didapat dari manapun."

"Jika engkau dapat menegakkan kepala dan tersenyum, maka engkau bukanlah seperti orang kebanyakan, engkau unik dibandingkan semua mereka yang berada dalam keraguan dan keputusasaan."

"Jika engkau dapat membaca pesan ini, maka engkau menerima berkat ganda, yaitu bahwa seseorang yang mengirimkan ini padamu berpikir bahwa engkau orang yang sangat istimewa baginya, dan bahwa engkau lebih diberkati dari pada lebih dari 2 juta orang di dunia yang bahkan tidak dapat membaca sama sekali".

Nikmatilah hari-harimu, hitunglah berkat yang telah Tuhan anugerahkan kepadamu. Dan jika engkau berkenan, kirimkan pesan ini ke semua teman-temanmu untuk mengingatkan mereka betapa. diberkatinya kita semua.

"Dan ingatlah tatkala Tuhanmu menyatakan bahwa, 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambahkan lebih banyak nikmat kepadamu ."

Ditujukan pada : Departemen Pernyataan Terima Kasih.
"Terima kasih, Tuhan! Terima kasih, Tuhan, atas anug'rah-Mu berupa kemampuan untuk menerjemahkan dan membagi pesan ini dan memberikan aku begitu banyak teman-teman yang istimewa untuk saling berbagi."

Jumaat, 16 April 2010

surat dari bapa syurgawi!!

SURAT DARI BAPA SURGAWI.....BAPA KITA



Anak-Ku...
Engkau mungkin tidak mengenal Aku, tetapi Aku mengenal segala sesuatu tentang dirimu...(Maz.139:1) Aku tahu kalau engkau duduk atau berdiri ... (Maz.139:2) Aku mengerti segala jalanmu ... (Maz. 139:3) Setiap helai rambut kepalamu, terhitung semuanya ... (Mat. 10:29-31) Karena engkau diciptakan dalam gambar dan rupa- Ku ... (Kej. 1:26-27) Di dalam-Ku engkau hidup, engkau bergerak dan engkau ada ... (Kis. 17:28) Sebab engkau ini adalah keturunan-Ku ... (Kis.17:28)

Aku mengenal engkau sejak sebelum engkau ada dalam kandungan ... (Yeremia 1:4-5) Aku memilih engkau dari semula sebelum Aku menciptakan segalanya ... (Ef. 1:4-5) Engkau ada bukan karena suatu kesalahan,karena hari-harimu ada tertulis dalam kitab-Ku ...(Maz. 139:15-16) Aku telah menentukan waktu yang tepat untuk kelahiran dan di mana engkau akan hidup... (Kis.17:26) Kejadianmu dahsyat dan ajaib ... (Kis. 139:14) Karena Aku menenun engkau dalam kandungan ibumu ... (Maz. 139:13) Dan mengeluarkan engkau pada hari engkau dilahirkan ... (Maz. 71:6)

Seringkali Aku tidak dipahami oleh mereka yang tidak mengenal Aku ... (Yoh. 8:41-44) Aku tidak berada di tempat jauh dan murka, tetapi Aku adalah kasih yang sempurna ... (1 Yoh. 4:16) Dan adalah kerinduan-Ku untuk mengaruniakan Kasih-Ku untukmu ... (1 Yoh. 3:1) Semua itu karena engkau adalah anak-Ku dan Aku adalah Bapamu ... (1 Yoh. 3:1) Aku memberikan lebih dari yang dapat diberikan bapamu yang di dunia ... (Mat. 7:11) Karena Akulah Bapamu di Surga yang adalah sempurna ... (Mat. 5:48)

Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna engkau terima dari tangan-Ku...(Yak. 1:17) Karena Akulah pemeliharamu dan Aku memberi semua yang engkau perlukan ... (Mat. 6:31-33) Rancangan-Ku yang diberikan kepadamu adalah hari depan yang penuh harapan ... (Yer. 29:11) Karena Aku mengasihi engkau dengan Kasih yang kekal ... (Yer. 31:3) Pikiran-Ku terhadap engkau tidak terhitung seperti pasir di tepi pantai ... (Maz. 139:17-18) Dan Aku bergirang karena engkau dengan sukacita dan sorak-sorai ... (Zef. 3:17) Aku tidak pernah berhenti berbuat baik kepadamu ... (Yer. 32:40) Karena engkaulah harta kesayangan-Ku ... (Kel. 19:5)

Aku merindukan untuk mengokohkan engkau dengan segenap hati-Ku dan jiwa-Ku ... (Yer. 32:41) Aku akan menunjukkan kepadamu hal-hal yang besar dan yang ajaib ... (Yer. 33:3) Jika engkau mencari Aku dengan segenap hatimu, engkau akan menemukan Aku ... (Ul. 4:29)

Bergembiralah karena Aku, maka Aku akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu... (Maz. 37:4) Karena Akulah yang mengerjakan di dalammu kemauan itu ... (Fil. 2:13) Aku dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang engkau pikirkan ... (Ef. 3:20) Karena Akulah yang menganugerahkan penghiburan abadi kepadamu ... (2 Tes. 2:16-17) Akulah juga Bapa yang menghiburmu dalam segala penderitaanmu ... (2 Kor. 1:3-4) Ketika engkau patah hati, Aku berada dekat kepadamu ... (Maz. 34:19) Seperti seorang gembala menggembalakan dombanya, Aku membawa engkau dekat ke hati-Ku... (Yes. 40:11) Suatu hari Aku akan menghapus semua air mata dari matamu ... (Wah. 21:3-4) Dan Aku akan mengangkat semua kesusahan yang engkau derita di atas bumi ... (Wah. 21:3-4)

Akulah Bapamu, dan Aku mengasihi engkau seperti Aku mengasihi putra-Ku, Yesus ... (Yoh.17:23) Karena di dalam Yesus, Kasih-Ku kepadamu dinyatakan ... (Yoh. 17:26) Dialah gambar wujud dari keberadaan-Ku ... (Ibrani1:3) , Ia datang untuk menyatakan bahwa Aku di pihakmu, dan bukan untuk melawanmu ... (Roma 8:31) Dan untuk memberitahumu bahwa aku tidak memperhitungkan pelanggaranmu ... (2 Kor. 5:18-19) Yesus mati supaya engkau dan Aku dapat diperdamaikan ... (2 Kor. 5:18-19)
Kematian-Nya adalah pernyataan terbesar dari kasihKu untukmu ... (1 Yoh. 4:10) Aku menyerahkan semua yang Aku sayangi supaya Aku mendapat kasihmu ... (Roma 8:31-32) Jika engkau menerima anugrah Anak-Ku Yesus,engkau juga menerima Aku ... (1 Yoh. 2:23) Dan tidak lagi ada yang akan memisahkan engkau dari kasih-Ku ... (Roma 8:38-39) Kembalilah dan Aku akan mengadakan pesta terbesar yang pernah ada di Surga ... (Lukas 15:7) Selamanya Aku adalah Bapa, dan selamanya Aku tetaplah Bapa ... (Ef. 3:14-15)

PertanyaanKu adalah.....Maukah engkau menjadi Anak-ku? ... (Yoh. 1:12-13) Aku menanti-nanti untukmu ... (Luk. 15:11-32) Kasih-Ku untukmu, Bapamu, Allah yang MahaKuasa.

Rabu, 14 April 2010

lord i offer my life



(Verse 1)
All that I am, all that I have
I lay them down before you, oh Lord
All my regrets, all my acclaims
The joy and the pain, I'm making them yours

(Chorus)
Lord, I offer my life to you
Everything I've been through
Use it for your glory
Lord I offer my days to you
Lifting my praise to you
As a pleasing sacrifice
Lord I offer you my life

(Verse 2)
Things in the past, things yet unseen
Wishes and dreams that are yet to come true
All of my heart, alll of my praise
My heart and my hands are lifted to you

(Chorus)
Lord, I offer my life to you
Everything I've been through
Use it for your glory
Lord I offer my days to you
Lifting my praise to you
As a pleasing sacrifice
Lord I offer you my life

(Bridge)
What can we give
That you have not given?
And what do we have
That is not already yours?
All we possess
Are these lives we're living
That's what we give to you, Lord

(Chorus)
Lord, I offer my life to you
Everything I've been through
Use it for your glory
Lord I offer my days to you
Lifting my praise to you
As a pleasing sacrifice
Lord I offer you my life

(Chorus)
Lord, I offer my life to you
Everything I've been through
Use it for your glory
Lord I offer my days to you
Lifting my praise to you
As a pleasing sacrifice
Lord I offer you my life
Lord I offer you my life

The Depression


Most teenager's have the same problem, which is depression. Teenage depression isn’t just bad moods and occasional melancholy. Depression is a serious problem that impacts every aspect of a teen’s life. Left untreated, teen depression can lead to problems at home and school, drug abuse, self-loathing may cause even irreversible tragedy such as homicidal violence or suicide.
There are as many misconceptions about teen depression as there are about teenagers in general. Yes, the teen years are tough, but most teens balance the requisite angst with good friendships, success in school or outside activities, and the development of a strong sense of self.Occasional bad moods or acting out is to be expected, but depression is something different.
Depression can destroy the very essence of a teenager’s personality, causing an overwhelming sense of sadness, despair, or anger.
Whether the incidence of teen depression is actually increasing, or we’re just becoming more aware of it, the fact is that depression strikes teenagers far more often than most people think. Unlike adults, who have the ability to seek assistance on their own, teenagers usually must rely on parents, teachers, or other caregivers to recognize their suffering and get them the treatment they need.
Teenagers face a host of pressures, from the changes of puberty to questions about who they are and where they fit in. The natural transition from child to adult can also bring parental conflict as teens start to assert their independence. With all this drama, it isn’t always easy to differentiate between depression and normal teenage moodiness. Making things even more complicated, teens with depression do not necessarily appear sad, nor do they always withdraw from others. For some depressed teens, symptoms of irritability, aggression, and rage are more prominent.
Sadness or hopelessness,irritability, anger, or hostility,tearfulness or frequent crying,withdrawal from friends and family,loss of interest in activities,changes in eating and sleeping habits,restlessness and agitation,feelings of worthlessness and guilt,lack of enthusiasm and motivation,fatigue or lack of energy,difficulty concentrating ,thoughts of death or suicide are the signs of depression among teenagers.
If you are a teen who has suffered from depression, or who has other risk factors for teen depression, there are some things you can do to help prevent an episode of depression,avoid drugs and alcohol,associate with friends who have positive goals, such as going to college, and/or are involved in positive activities,develop a good social support system with family members, teachers, and/or friends; some areas also have group therapy and support groups for people with depression and those who are at risk,learn healthy ways to deal with choices, stress, and life changes,get cognitive-behavioral therapy, which will help you to recognize if you have negative thought patterns and to change those patterns,take any medication prescribed to you as directed; consult with a doctor before stopping medication or trying alternative medications,eat a healthy, well-balanced diet,get exercise, which helps manage stress and fight depression.
get enough sleep; it helps to keep a regular schedule, avoid having distractions in the bedroom (such as homework or television), and exercise earlier in the day, not close to when you go to sleep.Consider keeping a journal or finding other positive ways to deal with your emotions and notice any possible triggers for depression. Allow time for normal grieving after a loss, but if recovery does not occur, seek counseling.Avoid anything you know may trigger depression for you, including music, activities, people, or styles of dress and grooming that bring on feelings of depression.

The Depression


most teenager's have the same problem, which is depression. Teenage depression isn’t just bad moods and occasional melancholy. Depression is a serious problem that impacts every aspect of a teen’s life. Left untreated, teen depression can lead to problems at home and school, drug abuse, self-loathing may cause even irreversible tragedy such as homicidal violence or suicide.

There are as many misconceptions about teen depression as there are about teenagers in general. Yes, the teen years are tough, but most teens balance the requisite angst with good friendships, success in school or outside activities, and the development of a strong sense of self.Occasional bad moods or acting out is to be expected, but depression is something different.

Depression can destroy the very essence of a teenager’s personality, causing an overwhelming sense of sadness, despair, or anger.
Whether the incidence of teen depression is actually increasing, or we’re just becoming more aware of it, the fact is that depression strikes teenagers far more often than most people think. Unlike adults, who have the ability to seek assistance on their own, teenagers usually must rely on parents, teachers, or other caregivers to recognize their suffering and get them the treatment they need.

Teenagers face a host of pressures, from the changes of puberty to questions about who they are and where they fit in. The natural transition from child to adult can also bring parental conflict as teens start to assert their independence. With all this drama, it isn’t always easy to differentiate between depression and normal teenage moodiness. Making things even more complicated, teens with depression do not necessarily appear sad, nor do they always withdraw from others. For some depressed teens, symptoms of irritability, aggression, and rage are more prominent.

Sadness or hopelessness,irritability, anger, or hostility,tearfulness or frequent crying,withdrawal from friends and family,loss of interest in activities,changes in eating and sleeping habits,restlessness and agitation,feelings of worthlessness and guilt,lack of enthusiasm and motivation,fatigue or lack of energy,difficulty concentrating ,thoughts of death or suicide are the signs of depression among teenagers.

If you are a teen who has suffered from depression, or who has other risk factors for teen depression, there are some things you can do to help prevent an episode of depression,avoid drugs and alcohol,associate with friends who have positive goals, such as going to college, and/or are involved in positive activities,develop a good social support system with family members, teachers, and/or friends; some areas also have group therapy and support groups for people with depression and those who are at risk,learn healthy ways to deal with choices, stress, and life changes,get cognitive-behavioral therapy, which will help you to recognize if you have negative thought patterns and to change those patterns,take any medication prescribed to you as directed; consult with a doctor before stopping medication or trying alternative medications,eat a healthy, well-balanced diet,get exercise, which helps manage stress and fight depression.

get enough sleep; it helps to keep a regular schedule, avoid having distractions in the bedroom (such as homework or television), and exercise earlier in the day, not close to when you go to sleep.Consider keeping a journal or finding other positive ways to deal with your emotions and notice any possible triggers for depression. Allow time for normal grieving after a loss, but if recovery does not occur, seek counseling.Avoid anything you know may trigger depression for you, including music, activities, people, or styles of dress and grooming that bring on feelings of depression.